Leonardo Bonucci

"Otak Terselubung Si Nyonya Tua". "Bonucci merupakan salah satu pesepak bola favorit saya." Kalimat bernada pujian ini terselip dalam keterangan pers pelatih Bayern Muenchen, Pep Guardiola, pascalaga leg I babak 16 besar Liga Champion kontra Juventus, 23 Februari silam.

Pada satu sisi, pujian tersebut bisa jadi adalah upaya Guardiola mengambil hati Bonucci agar sang pemain berminat menjajal kesempatan berlatih dan bertanding di bawah arahannya suatu saat nanti. Kebetulan Manchester City, yang telah menetapkan pria berkepala plontos itu sebagai pelatih baru mulai musim depan, termasuk satu dari sekian banyak klub elite pemburu tanda tangan Bonucci. Di sisi lain, pengakuan dari pelatih top sekelas Guardiola berarti kualitas Bonucci memang pantas diacungi jempol. Dia memiliki segudang pengalaman yang turut mengasah ketajaman visi serta kejelian dalam membaca arah permainan lawan. Pameran kematangan teranyar Bonucci tampak pada pertandingan bertajuk Derby d'Italia menghadapi Internazionale Milano, Minggu (28/2). Bek berusia 28 tahun itu bukan cuma membentengi garis pertahanan Juventus, tapi juga ikut membantu serangan ketika dibutuhkan. Seorang kolumnis ternama Italia, Paolo Bandini, mendeskripsikan Bonucci sebagai otak terselubung Juventus, melengkapi jantung dan otot di lini defensif yang mengacu kepada deputi kapten tim, Giorgio Chiellini. Maklum, Bonucci mempunyai kemampuan membangun serangan dari belakang berkat akurasi operan yang berada di atas rata-rata bek lain. Dia bahkan tak segan-segan mendribel bola melewati garis tengah menuju jantung pertahanan musuh. Seperti yang terlihat di atas lapangan sewaktu Bonucci mencoba berakselerasi dan hampir mengibuli bek Inter, Joao Miranda. Dia menyempurnakan penampilan malam itu dengan mencetak gol melalui sepakan voli jarak dekat. Tak mengherankan bila kiper sekaligus kapten Juventus, Gianluigi Buffon, membandingkan performa Bonucci dengan keberhasilan aktor papan atas bernama depan serupa, Leonardo Di Caprio, yang baru saja mendapatkan Piala Oscar. "Leonardo milik kami juga layak mendapatkan Piala Oscar berkat performa prima di atas lapangan," begitulah kicauan sang kapten di akun Twitter pribadinya, @gianluigibuffon.

Teladan Junior: Sederet kelebihan Bonucci membuat ia mendapatkan respek lebih dari pemain-pemain muda Juventus seperti Daniel Rugani, Stefano Sturaro, Paulo Dybala, dan Simone Zaza. Dia pun berusaha sekuat tenaga memberikan contoh kepada mereka, baik dalam sesi latihan maupun pertandingan. Konon, keteladanan Bonucci plus personel senior lain semisal Buffon, Chiellini, Claudio Marchisio, dan Andrea Barzagli berandil menyudahi keterpurukan Juventus yang sempat terjadi pada awal musim ini. Bonucci menegaskan betapa pentingnya memahami makna sejati dari mengenakan seragam Hitam-Putih kebanggaan Juventus, yakni rela berjuang mati-matian demi kejayaan klub di level domestik dan kontinental. "Sikap semacam itu telah mengubah wajah Juventus. Orang-orang tak akan lagi meyaksikan permainan buruk kami seperti di periode terkelam (September-Oktober 2015)," kata Bonucci seperti dilansir Tutto Juve.



Deretan Gol Kandang Bonucci di Serie A: "Terpacu Atmosfer J Stadium." Leonardo Bonucci tergolong tajam untuk ukuran bek. Total ia sudah mengoleksi 16 gol di semua kompetisi selama enam musim memperkuat Juventus sejak 2010 (rata-rata 2,67 gol per musim). Sebanyak 11 gol alias 68 persen di antaranya berasal dari partai kandang. Khusus di Serie A, tujuh gol terkini Bonucci bahkan tercipta saat melakoni pertandingan di hadapan puluhan ribu pendukung yang memadati J Stadium dan selalu berujung poin penuh. Prestasi yang patut diapresiasi mengingat kontribusi maksimal Bonucci sering kali muncul ketika menghadapi lawan-lawan berat seperti Milan, Roma, Lazio, dan Internazionale Milano. Dia seolah terpacu oleh dukungan para Juventini. "Kami selalu membutuhkan dukungan dari Juventini karena sesungguhnya Juventus itu adalah mereka yang merumput di atas lapangan, duduk di bangku cadangan, bernyanyi di stadion, serta menonton dari televisi," kata Bonucci di laman sosial media pribadinya beberapa waktu lalu.

Prajurit Tangguh: Berbicara tentang Leonardo Bonucci berarti membahas salah satu pemain terbaik sekaligus terpenting di Juventus. Dia merupakan bek berkualitas komplet, mulai dari membaca arah permainan lawan, melepaskan operan akurat, hingga mencetak gol. Tak mengherankan jika Pep Guardiola menjadikan Bonucci sebagai salah satu pemain favoritnya sepanjang masa. Beruntung, Juve sudah mengambil tindakan preventif berupa perpanjangan kontrak berdurasi lima tahun hingga 2020 pada musim panas lalu. Ketangguhan Bonucci bersama Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli di lini pertahanan adalah kunci keberhasilan Juventus selama beberapa edisi terakhir. Ibarat Prajurit, mereka adalah penahan segala bentuk serangan musuh. Sepak bola itu bukan cuma soal menyerang dan menang, tapi juga bertahan. Juventus memiliki semua aspek tersebut. Komposisi lengkap yang siap untuk mendatangkan kemenangan demi kemenangan di Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champion. We're ready for it! Fino Alla Fine, Forza Juventus! (Info dari Tabloid Olahraga Bola edisi Kamis-Rabu, 3-9 Maret 2016).


Statistik Bonucci di Serie A 2015/16 (Hingga Giornata ke-27) :

Main: 26. Menit: 2.257.
Tekel: 33. Rataan Tekel: 1,2.
Intersep: 68. Rataan Intersep: 2,6.
Sapuan: 108. Rataan Sapuan: 4,2.
Menang Duel Udara: 41. Rataan Menang Duel Udara: 1,6.
Operan Kunci: 13. Rataan Operan Kunci: 0,5.
Akurasi Operan: 88,2%.
Assist: 2. Gol: 2.

0 Responses to “Leonardo Bonucci”:

Leave a comment