Lars Ulrich

The Last Word Lars Ulrich: Pemain drum Metallica tentang mencintai rekan-rekan band, membaca Springsteen, dan berhenti mengeluh.

Apa Hal Terbaik Dari Kesuksesan? Di sisi personal, bisa membalas budi kepada keluarga. Di sisi musik, memiliki kebebasan untuk menjalani arah mana saja yang kami ingin. Misalnya, kami tidak menjalani tur lebih dari dua minggu. Kami pernah melakukan hampir 200 pertunjukkan dalam waktu dua minggu untuk album Death Magnetic (2008). Kami tidak ingin kehilangan waktu bersama anak-anak kami.

Apa Hal Terburuk Dari Kesuksesan? Rasanya tidak ada "Hal Terburuk" (Tertawa). Saya rasa kita harus berhenti mengeluh dan berbahagialah bahwa ada yang mempedulikan kita.

Siapa Saja Pahlawan Anda? Orang-orang yang melawan Status Quo. Dalam urutan acak: Ayah Saya, Steve Jobs, James Hetfield, (Pelukis) Mark Rothko. Orang-orang yang mendorong kita untuk tidak egois, seperti (CEO Salesforce) Marc Benioff. Orang-orang seperti Ritchie Blackmore yang impulsif -- Kita tak pernah tahu apa yang akan keluar dari mulut atau gitarnya. (Co-Manager Metallica) Cliff Burnstein selalu mengajarkan saya untuk berpikir dalam cara yang berbeda dan secara independen, di luar dari yang biasanya.

Mengapa James Masuk Daftar Itu? Ia musisi yang sangat keren. Ia bisa bertahan dengan saya selama 35 tahun, jadi harus ada apresiasi khusus. Kadang saya rasa ia kurang mendapatkan penghargaan yang layak, akan betapa berbakatnya dia.

Anda Sempat Bertengkar di Film Some Kind of Monster. Apa Yang Anda Pelajari Tentang Menyelesaikan Ketidaksepakatan Dalam Band? Bahwa tak ada yang lebih penting dari pada kesehatan band. Dibanding memaksa orang-orang melakukan apa yang tak mereka inginkan, selalu ada kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang keren.

Apa Yang Anda Pelajari Dari Menyaksikan Film Itu? Agak sulit menonton beberapa hal yang terjadi. Tapi saya bangga bahwa kami semua bersikap transparan dan mengizinkan orang untuk masuk. Satu-satunya yang membuat saya takut adalah saya punya kemampuan untuk tidak merasa takut. Kadang saya begitu berkulit tebal, sampai saya keder sendiri. Saya banyak belajar setelah (Tuntutan Hukum) Napster. Saya belajar untuk memakai tempurung kura-kura dan tidak dipengaruhi apa pun.

Anda Tumbuh Besar di Denmark. Apa Yang Sangat Denmark Dari Anda? Dahi saya yang lebar? (Tertawa) Istri saya bilang saya laki-laki yang nyaman. Ada kata dalam bahasa Denmark, Hygge, kurang lebih berarti "Nyaman". Ada perasaan Hygge saat teman-teman datang ke rumah, lilin dinyalakan, kami minum anggur, dan bercengkerama. Yang lainnya adalah saya cenderung merendahkan diri sendiri.

Musik Seperti Apa Yang Paling Menggugah Anda? Yang melekat dari pengalaman-pengalaman hidup. Babylon by Bus oleh Bob Marley mungkin akan selalu menjadi album yang berpengaruh di hidup saya. Beberapa lagunya direkam di Denmark, di Festival Roskilde, dan saya mulai mendengarkannya saat album itu dirilis, 1978. Lalu ada Kind of Blue (Miles Davis). Saat saya dengar Master of Reality (Black Sabbath), dalam beberapa cara masih membuat saya teringat pada usia 13 dan merasakan ganja Afghanistan untuk pertama kalinya bersama teman-teman di kamar saya.

Apa Buku Yang Anda Baca Saat Kanak-Kanak? Saya diperkenalkan pada Majalah Mad pada 1976 saat saya berpergian dengan Ayah saya di Amerika. Saya jadi mengenal banyak budaya Amerika. Saya selalu memahami rasanya menjadi liyan, sendirian, agak sinis akan arus utama -- itu datang dari Mad.

Apa Yang Anda Baca Sekarang? Saya mengunduh buku Springsteen dua minggu lalu. Saya membaca kisahnya di Rolling Stone dan Vanity Fair, dan merasa harus membacanya. Saya suka cara ia menulis; seperti liriknya. Sangat puitis. Saya suka betapa terbukanya ia soal depresi dan masalah-masalahnya.

Apa Pembelian Paling Mewah Anda? Ada masa di hidup saya, bukan baru-baru ini, saat saya menghabiskan banyak uang untuk pakaian. Mungkin tiga ribu dollar untuk sebuah jas, dan dua tahun kemudian saya melihat ke dalam lemari lalu, "Fuck, ini jas yang saya beli. Saya bahkan tak pernah memakainya. Masih ada tanda harganya." Untungnya sekarang itu jarang terjadi lagi.


Nasihat Apa Yang Ingin Anda Berikan Untuk Lars Muda? "Pelan-pelan. Nikmati semuanya. Hargai apa yang terjadi alih-alih selalu terburu-buru." Sebaliknya dari apa yang dikatakan Dave Grohl, "Selesai, selesai, dan pindah ke hal selanjutnya." Ada begitu banyak pengalaman di '80-an dan '90-an yang tidak tuntas saya dalami. Kami ada di Rusia pada 1991, saat sedang berlangsung robohnya Uni Soviet. Andaikan saya membuka mata lebar-lebar saat itu karena saya tidak ingat apa pun yang terjadi di sekitar saya. Saya tidak menyesalinya, tapi kini saya lebih berusaha untuk menikmatinya. (Info dari Majalah Rolling Stone Indonesia edisi 141 Januari 2017 - Hal 95. Wawancara oleh Kory Grow).




0 Responses to “Lars Ulrich”:

Leave a comment